30 Jan 2010

Mommy, kenapa bulan terus mengejarku?

 

Sepotong bulan di langit
Mutiara malam
Mungkinkah tergenggam
dalam tangan kecilku

Sepenggal cahaya terpendar
tersenyum menggodaku
dengan sudut sabitnya
Dalam lelah kuberlari
coba raih segala indahmu
Sesungguhnya,
inginkah kau kumiliki?

Sepotong kebingungan di hatiku
menguap terhisap tak berdaya
menjadi partikel-partikel terkecil
yang mengelilingmu
Menuntut jawabmu

Sepenggal keindahan
dari harapan terakhir
Bulan di langit…
Dekatmu jauh
Diammu berlari
Segala pengejaran ini
tak berarti

Sepotong mutiara malam
tersenyum menggodaku
“Tak mungkin kan tergenggam
dalam tangan kecilmu…”
bisiknya…

___dalam Cahaya___
26 Mei 2005

29 Jan 2010

Again-again fatwa

Maksudnya, lagi2 bahas soal fatwa :P

Sebenernya postingan kemarin rasanya sudah cukup. Tapi apa karena gaya gue nulis suka kebanyakan becanda ya jadi poin2 yang gue maksud jadi kurang tersampaikan dengan baik.

Sebelumnya, gue ingin menegaskan bahwa gue BUKAN dan insya Allah TIDAK INGIN termasuk dalam golongan orang2 yang:
1. Prejudis. --> Menghakimi sesuatu saat belum mendapat informasi yang cukup memadai. Saat gue belum begitu mengerti, gue lebih memilih diam. Dan jika hal itu menarik minat gue, maka gue bakal berusaha mencari tau lebih dalam. Setelah lebih mengerti, barulah gue bersuara.

2. Impulsif. --> Melakukan sesuatu dengan sekonyong-konyong / keinginan yang muncul tiba2. Untuk hal2 semacam beli pajangan yang lucu2, baju buat Kalum, itu memang SHERIIINGG! Tapi untuk urusan berpendapat, gue paling emoh latahan. Hanya karena lagi rame bahas itu so gue ikut2 bahas juga. Nope. Not me. Gue membahas sesuatu karena itu penting di mata gue, terlepas apakah tema itu sedang hip atau udah basi.

3.Anti total / fanatik total. --> Mo bener kalo udah anti semuanya dipandang salah, mo salah kalo udah fanatik semuanya dipandang bener. Wah, enggak deh. Buat gue, kata2 'kebenaran hanya milik Allah semata' itu ya harus bener2 dimanifestasikan. Kebenaran bisa datang dari mulut seorang ulama, atau orang biasa2 kaya gue, atau bahkan bajingan penjahat sekalipun. Tapi bukan dari mulut siapa kebenaran itu meluncur yang harus kita permasalahkan, karena tiap kebenaran yang terucap, bukan berasal dari kita melainkan dariNya.
Jadi jangan anti mengakui kebenaran meski datangnya dari orang yg kita anggap tidak capable, dan jangan takut mengakui kesilapan seseorang meski orang itu dikenal begitu dalam ilmunya. Dan mohon dengan sangat, jangan menyamakan mengkoreksi dengan tidak menghormati :)

 Okey, balik ke soal fatwa.

  • Foto Prewed

Daripada terlalu panjang ngemeng, rasanya bakal lebih enak kalo gue kasih gambar aja ya. Nah mari perhatikan gambar Bu Guru di bawah ini, anak-anak....

23 Jan 2010

Fatwa agaaiiinnn....??!


Punya utang cerita lanjutan tentang JK di sadel ojek :(  Padahal dah nggak mood nulis tentang itu lagi, tapi takut ditimpuk sama Giru.... huk huk huuukk, so gini aja deh Ru, intinya akhirnya gue menemukan jodoh gue dalam bidang perojekan. Namanya Pak Wadino, mukanya miriiiippp banget sama Jusuf Kalla. Detil ceritanya lo ngayal aja ndiri yah.... apalagi JK kan idola lo, so gue jamin fantasi lo akan lebih terpenuhi kalo lo berimajinasi sendiri, tapi jangan pervert ya, Ru? Pliiisss?

Dan atas dasar memenuhi pertanyaan lo juga, akhirnya gue nulis tema tentang fatwa yg nongol baru2 ini. Usul dari santri2 di Jatim agar MUI memfatwakan haram bagi foto pre-wed, rebonding rambut, dan profesi ojek perempuan. Yang menong gue pernah melakukan tiga2nya! *Emang bukan gue yg ngojek, tapi gue jadi penumpang ojek, sama aja kan?*


17 Jan 2010

Semua tentangmu

20 Januari 2006

Just wondering how high can I fly
At the moment I reached above, I realize
U are the top, beneath all else
Here, before, after, and evermore…
As I’m with you
Right by my side, by my soul
All I shall feel is peaceful
So Lord, allow me to soar
Masterpiece of universe He graced me, what could I ask for more
And I would never trade you with the whole world
Round the earth, trace the road
And still it’s you, it’s always been you….

....even your name is so inspiring.

15 Jan 2010

Jusuf Kalla di sadel ojekku

"Ganti ojek lagi, Des?"

Itu sapaan standar temen2 kantor tiap kali mereka memergoki gue menclok ke atas motor dengan cowok yang beda lagi dari hari2 sebelomnya. Cowok? Kalo langsung pada bayangin Nicolas Saputra, gue nggak menggiring loh! Hm, yang pertama emang masih rada muda, yg kedua bapak2 gede *dese mantan satpam!*, yang ketiga anak alay, dan sisanya... abang2 ojek cabutan (bukan langganan) yang kebanyakan tampilannya tambun dan berumur.

Tukang ojek pertama adalah anaknya PRT di rumah nyokap gue. Ma'il namanya. Orangnya kecil, gratis senyum (bukan murah lagi. terbukti gue gak pernah ditarik bayaran tiap kali dia senyum), dan kalo bawa motor.... innalillahiii.... membuat gue jadi sangat solehah sepanjang jalan! Nggak henti2nya gue berzikir dan tobat nasuha hingga gue nyampe dan berhasil memeluk pagar rumah dengan dengkul gemeteran.

Mungkin 'Nyempil' adalah nama tengahnya. Nggak ada cerita dia ngga bisa nyempil dari celah sekecil apapun! Dengan kecepatan tinggi setara jet coaster, bener2 serasa terbang dan bukannya berasa lagi naek motor! Ngueeengg... nguueeeenggg..... ciiittt!! "NGEP*T LO! ANJING! KUCING!" itulah suara2 yang mengiringi sepanjang perjalanan. Dan menanggapi maki2an orang, ....Ma'il? Tebar2 senyuman inosennya ke para fans dadakannya di jalanan tadi. Bahkan kadang dia cekikikan geli.

Dan seolah nggak bisa menolak hukum alam berkendara umum "Anda butuh waktu, Kami perlu uang", gue yang memang merasa 'diuntungkan' dengan betapa cepatnya gue bisa tiba di rumah, pada akhirnya nggak pernah protes dan pasrah aja dengan aksi setan jalanannya si Mail. Oia! Satu lagi! Si Ma'il Nyempil ini gaul banget lho! Tiap hari di sepanjang jalan selalu banyak aja orang2 yang menyapa dia. Entah dari mobil pribadi, dari motor, dari orang2 nongkrong di pinggir jalan.... PADAHAL DIA PAKE HELM! Dan padahal kita sering melalui rute yg berbeda2 dan itu nggak mengurangi kadar banyaknya orang2 yang menyapa dia! Itu misteri yang belum berhasil gue kuak dan terlanjur berhenti menggunakan jasa ojeknya, hingga terpaksa menandai kasus yg satu ini sebagai X-Files.

12 Jan 2010

Masih ingatkah kalian?

Kemana saja kalian selama ini, kucing2ku? Kenapa kalian main jauh2 dari pelukan? Nggak akan pernah miss Desy lupakan kalian. Nggak akan. Kecuali kalo pikun.

Tapi, masih ingatkah kalian sama miss Desy? Kalopun masih, mungkin dia bukan sosok yang penting lagi buat kalian ya? Yes, it hurts a little. Mungkin terasa sakit karena dulunya, tadinya, miss Desy pernah jadi orang yang sangat kalian pentingkan. Wow, Ge-eR sekali si mbok satu ini? Eh, ini bukan Ge-eR! Masih terngiang2 cerita para baby sitter atau bunda2 kalian kalo ketemu miss Desy dulu...

"Miiisss, ini lho Adhini kalo di rumah selalu maen sekolah2an. Baby sitternya semua jadi murid2nya, dan dia jadi miss Desy. Trus dia begini-begini, begitu-begitu.... emang bener gitu ya miss, cara miss Desy ngajar?"

"Miss Desy, ini Emyr kemaren nangis2 di mobil pas pulang, minta dinyanyiin lagu kaya yang diajarin miss Desy! Lha saya bingung, orang denger aja belom pernah!"

"Miss Desy, jangan berhenti. Kenapa berhenti sih? Anak saya udah cocok banget sama miss Desy..."

Ah, ibu-ibuu.... kalian terlalu berprasangka baik sama saya. Kalian gak tau kan saya pernah punya niat buat nyulik anak kalian semua-muanya?? Karena, ........................... karena mereka lah cinta pertama saya dalam hidup ini. Demi Tuhan! Cinta pertama saya yg nggak akan pernah lekang dalam ingatan. Cinta pertama yang berjumlah 30 makhluk mungil. Cinta pertama yang bertepuk sebelah tangan....

6 Jan 2010

I could fall for her smile....

Gue relatif normal. Yeah, bukan gay, bukan bi.

Entah malu mengakui, atau memang gak kepikiran, atau takut disangka banci atau bahkan gay, atau gengsi.... kaum cowok mah mustahil memuji terang2an keindahan fisik sesama jenisnya.

Tapi itulah mungkin kelebihan dari spesis perempuan dibanding laki2; berani mengakui keindahan sesama jenisnya dengan tulus. Tulus! Bukan karena dikasih duit, bukan karena ada maunya. Berani ekspresif.

Dan seandainya gue boleh memilih keindahan macam apa yang paling gue kagumi dari seorang perempuan, maka gue memilih senyuman malaikatnya. Bukan kesempurnaan bentuk wajah, bukan keidealan bentuk tubuh, bukan seberapa halus kulitnya. Bukan.

3 Jan 2010

Hell with resolution!


                            ________diambil dari sini


Sebenernya ga pernah bikin2 resolusi taun baru. Errr.. iya nggak pernah deh seinget gue. Tapi belakangan ini ada hal2 yg kaya'nya ga bakal bisa berubah kalo gak dipaksa sama satu momentum.

Gue ngerasa disiplin gue soal mie instan udah jebol! Yang tadinya cuma seminggu sekali, sekarang bisa 3 kali sehari!

Dan parahnya lagi, ini bukan guilty pleasure. Nggak ada nikmat2nya deh. Ini semata2 cuma adiksi. Sesuatu yang selalu terngiang2 aromanya, terbayang2 tampilannya yang bikin nelen ludah..... dan saat akhirnya dengan kalap gue bikin *sekali 2 bungkus* , kok gak senikmat yg gue bayangin ya? Kok nggak seyummy di iklan2 ya? Kok ngga worth it sama kanker dan idiot yang jadi efek sampingnya ntar ya?

Dan untuk menutupi rasa ngga puas itu gue terpaksa bikin lagi, dan..... gue pun terjebak antara rasa mo muntah kekenyangan, kebal sama rasa mecinnya, tapi untuk dibuang .... duh, mustahil, ini mie instan! *kenapa emang? harganya mahal, gitu? susah didapet?*